Minggu, 20 Juni 2010

Referensi Anak

Referensi anak, ya, anak juga membuthkan referensi, alias rujukan untuk semua hal yang ingin diketahuinya.
Jika kita melihat bagaimana hausnya anak terhadap informasi, tentu kita ingin memenuhi segala kebutuhan anak akan hal ini. Akan tetapi pada kenyataannya tidak semua hal yang ditanyakan anak dapat kita jawab. Kita butuh bantuan.
Di Indonesia,sesuai dengan budayanya yaitu budaya tutur, banyak orang tua yang masih bersaha (atau bahkan merasa cukup) dengan menjawab alakadarnya, semua harus dijawab, tapi kalau tidak tahu ya ... apa daya. Kita jarang berpikir bahwa ada buku-buku yang bisa dibaca anak untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Dan ustru dengan mengarahkan anak agar mencari jawaban pada buku ini adalah jawaban untuk mempertahankan bawaan anak yang selalu ingin tahu sekaligus memuaskan dahaga akan informasinya.
Bayangkan oleh Anda para orang tua, informasi yang harus diketahui anak semakin hari semakin banyak, kita tidak tahu sebanyak apa informasi yang berkembang di dunia ini. Tapi banyak hal yang harus diketahui anak agar mereka selalu berkembang.
Dan di abad informasi ini semua referensi terdokumentasikan sebagian besar dalam media tertulis, seperti buku. Lalu... jika anak kita tidak terbiasa, tidak cinta membaca lalu bagaimana?

Referensi anak pada saat ini mutlak dibutuhkan, pertama sebagai sarana bagi anak untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Kedua, sebagai sarana bagi orang tua untuk membiasakan dan mengajar anak mereka membaca.

Referensi Anak Seperti Apa?

Te
ntu saja referensi anak ini yang lebih mudah untuk dibiasakan pada anak adalah buku. Buku anak sekarang sudah banyak dan dirancang agar dapat dimengerti dengan mudah oleh anak-anak. Diantaranya, tulisan yang besar dengan menggunakan kata-kata yang sederhana yang sudah dikuasai anak sesuai usianya. Dengan kata-kata sederhana ini maka teks yang termuat dalam buku menjadi memiliki tingkat keterbacaan bagi anak-anak yang tinggi.

Gambar selalu menarik bagi siapa saja, apalagi dengan warna-warna yang menarik. Dan ini berlaku juga bagi anak-anak. anak-anak sangat menguasai gambar. Gambar dapat melukiska ribuan kata, dan gambar dapat menambahkan penjelasan sehingga anak-anak lebih bisa mengoptimalkan penyerapan informasi.

Khusus untuk anak-anak balita, dibutuhkan bahan pembuat buku yang aman dan kuat. Kita tahu anak-anak usai dibawah satu tahu suka sekali memasukkan benda-benda ke mulutnya. Demikian juga jika pada mereka kita sodorkan sebuah buku, maka mereka pun akan mengeksplorasinya, salah satunya, dengan memasukkannya ke dalam mulutnya. Ini justru membentuk sebagian besar orang tua yang menahan diri untuk membelikan anak bayi buku. Padahal di awal-awal perkembangan buku dapat dikenalkan sebagai sumber referensi.

Anak tetap diijinkan untuk memasukkan buku ini ke mulutnya, karena ini adalah salah satu alat bagi mereka untuk mengetahui dunianya. Makanya belilah buku yang aman, bebas racun, dan kuat untuk dukulum anak. Sekarang sudah banyak buku yang dirancang untuk anak-anak balita ini, agar orang tua tetap dapat membiasakan membaca, sekaligus membiarkan anak membuka-buka buku ini karena memang aman, dan dijamin tidak cepat rusak.

Silakan lihat Halo Balita., sebagai contoh. Buku ini terbuat dari bahan-bahan yang aman untuk dikulum anak, dan akan awet karena tidak mudah untuk dilipat atau sobek, selain isinya memang sesuai dengan anak usia balita ini.

Dengan adanya buku-buku khusus untuk balita maka orang tua zaman sekarang sudah dapat membiasakan anak dengan buku, dan tidak takut rusak, atau sia-sia membelikan buku untuk anak balitanya.

Mengapa sekecil itu dikenalkan buku

Kita kadang merasa bahwa mengajarkan anak membaca itu adalah mengajarkan anak mengenal huruf, kemudian kata, paragraf, dan seterusnya. Padahal yang paling penting sebenarnya adalah menanamkan pada anak rasa cinta dan butuh untuk membaca. Bila rasa cinta akan membaca ini terbentuk maka biasanya anak akan lebih cepat menguasai keterampilan membaca.

Menanamkan rasa cinta pada membaca, pertama-tama adalah model. Orang tua yang cinta membaca biasanya melahirkan anak-anak yang cinta membaca pula. Oleh karena itu tunjukkanlah sering-sering bahwa kita menikmati membaca.

Tunjukkan juga pada anak bahwa membaca adalah sesuatu yang menyenangkan. Ini dapat Anda lakukan dengan membacakan buku-buku kepada balita Anda, sambil menggendongnya, sambil bercanda dan mengkondisikan anak pada suatu yang menyenangkan, sehingga anak akan mengasosiaikan membaca dengan seuatu yang menyenangkan. Bacakanlah cerita sebelum mereka tidu. Mereka merasakan kehangatan kasih sayang anda ketika anada membacakan cerita tersebut kepada mereka. Dan terbentuklah rasa cinta akan membaca.

Tunjukkan juga pada anak bahawa informasi dapat ditemukan di buku. Jadi jika anak anda bertanya tentang sesuai, walau pun Anda tahu jawabannya, biasakanlah untuk mengajak mereka menemukan jawabannya dari buku. Dari sini terbentuklah sebuah simpulan bahwa buku adalah gudangnya informasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar